BAB 3: penyebab
Seperti hari-hari sebelumnya, bambang pergi
kesekolah dengan santainya, tapi ada yang berbeda dengan hari ini. Sekeluarnya
bambang dari stasiun dilihatnya sosok yang ia kenal, berseragam putih abu-abu
dengan badge sekolah bambang sebelumnya, rambutnya yang berkilauan terurai
sebahu, spontan ia menepuk bahu orang itu dan bilang “Pa’ul! Masih hidup lo?”
kata bambang. “Bams? Waah.. gak brubah ente bams” kata cowok berdarah
indonesia-arab-india itu. “Lama gak ketemu kita ya? Gimana ente, masih
sekolah?” biasanya siswa blaxk list sensitive dengan kalimat seperti itu,
apalagi kalau yang ngomong anak dari sekolah negri, tapi karena bambang cukup
mengenal Pa’ul, bambang tidak terlalu perduli. “biasa laah.. sekolah yang
beginian” kata Bambang sambil nunjukin seragam sekolahnya. Pa’ul cuman ngangguk
tanda mengerti. Bambang memang bukan teman dekat Pa’ul, tapi mereka sering satu
tongkrongan, jadi mereka cukup tahu satu sama lain lah. Walaupun bambang baru
pindah ia tidak pernah lagi bertemu dengan siswadari sekolahya. “Yaudah ane duluan bams. Eh iya tumben ente
gapake motor sport ente itu?” tanya Pa’ul “Gapapa gue lagi mau naek kereta”
jawab bambang sambil berlalu melambaikan tangan.
Setelah bertemu Pa’ul, bambang terhanyut ke
masa lalunya, waktu ia masih disekolah lamanya dulu, SMA terbaik di kotanya
pada masa itu. Saat ia dalam masa orientasi, saat ia mengenal teman sekelasnya
Ahmad, Yadi, Gede, saat ia mulai berteman dengan orang-orang yang tidak sekelas
dengannya, saat ia mulai mengenal cinta tapi sebelum semua terucap wanita itu
sudah di rebut oleh orang yang Bambang pikir adalah teman baiknya sendiri, Ari.
Kembali diingatnya wajah pengkhianat yang
dikirimnya kerumah sakit selama 3 bulan itu, Ari yang dulunya dianggapnya
sebagai temannya, tempatnya berkeluh kesah, mereka saling bercanda, bahkan Ari
mengetahui dan ikut membantu Bambang untuk mendekati cewe yang disukai Bambang.
Ari sempat berkata kepada Bambang ketika pelajaran olah raga dan mereka disuruh
untuk lari keliling sekolah untuk pemanasan “Bams kok lu jadi kepisah kelas sih ama gw, padahal waktu baru masuk sekolah
trus ketemu si do’i kan kita 1 kelas.” Tanpa menaruh
curiga bambang pun menjawab “Yaah... gimana lagi? Udah diatur sama sekolahan.” Lalu kata
Ari “Mending nyerah aja lo bams hahaha” ari ketawa puas “Gue kan kelas sama dia, gimana
kalo malah gue yang dapet? Hahaha....” tambahnya lagi. “Berani lu ngambil cewek
inceran gue hah? Gue hantam abis lo sialan.” Jawab bambang sambil nyekek ari
becandaan (Mereka berdua seperti pasangan homo, sungguh menjijikkan). Tanpa Bambang sadari,
Ari sudah mengatakan hal yang benar-benar akan dilakukannya, dan tanpa Ari
sadari, ia telah dijanjikan hal terburuk dalam hidupnya oleh Bambang.
Beberapa hari setelahnya,
di waktu istirahat pertama Lorenzo mendatangi Bambang , Lorenzo adalah teman
satu tongkrongan bambang, pa’ul dkk dan kebetulan juga teman sekelas ari, hari
itu adalah hari yang paling dibencinya walaupun tak ada yang tau kalu ia
membenci hari itu, hari ulang tahunnya. Saat itu
bambang sedang di kantin, makan bakso ditemani es jeruk. “Wess selamat ulang
tahun bams. Boleh nih gue di traktir” Kata Lorenzo. “Hah, oh, yoyoy makasih zo,
oh yaudah pesen pesen, nanti gue biarin. Hahahaha” jawab bambang. “yee tega lo bams.” “Eh bams tau gak lo, Ari
sekarang udah punya pacar bams.” Kata Lorenzo. “Bohong ah? Kok dia gak ada
ngomong sama gue?” jawab bambang. “Gatau deh?” ia mengangkat bahunya lalu
matanya pun langsung berubah arah. “Nah pucuk dicinta bams, tuh anaknya tuh
lagi jajan di kantin sebelah.” “yang mana?” tanya bambang. “itu tuh yang itu
yang lagi megang jus itu lho.”jawabnya lagi. “Eh sialan, serius lu men?” Tanya
bambang tidak percaya yang dimaksud lorenzo adalah cewek yang disukai bambang sedari lama.
Seketika Bambang dibuyarkan oleh bel sekolah dan buru buru membayar dan kembali
kekelas “gue balik ke kelas dulu ya. Ada ulangan harian abis ini” kata Bambang,
yang saat itu berfikir positif(naif lebih tepatnya) bahwa ia mendapat informasi
yang salah, kepada Lorenzo yang sedang
makan. “Wait, bams woy tunggu. Ini yang bayar bakso gue siapa?”
Keesokan harinya Bambang pulang belakangan
karena hari itu ia piket membereskan kelas sepulang sekolah. Ketika ia berjalan
menuju parkiran motor untuk mengendarai motor sportnya pulang, ia melihat Ari
mojok berduaan dengan cewek yang di sukai Bambang. Terkejut ia di buatnya,
sesaat Bambang diam membatu. Untungnya tak lama kemudian sang cewe mengangkat
telpon dan pulang, nampaknya ia sudah di jemput. Segera Bambang menghampiri
Ari, dengan santainya Ari menyapanya seolah tidak terjadi apapun. “Oy bams.
Belom pulang lo?” “Belom, aduh gue pengen kencing, ke wc yo ri” ajak Bambang(lagi-lagi, mereka nampak seperti pasangan homo.
JIJIK!!).
Sesampainya mereka di wc Bambang mengunci
pintu lalu seketika mencengkram leher Ari dengan satu tangan dan mengangkatnya.
Tangan kanan Bambang yang mengepal sudah siap diayunkan, sedang Ari yang kaget
jadi kehabisan nafas dan mencoba melepaskan diri dari cengkraman Bambang.
“Bagus lu ya, begini ya yang namanya temen? Lu yang ngakunya temen gue ternyata
ngebacok punggung gue?!” “mmrrgghh..... bam lep~ lepasin bams ssrrgh... guue.. ga, gabisa
nafas.” “Yaudah... gausah nafas. Toh gue bisa nafas hahahahahaha” Bambang
tertawa palsu “Aduh iya gue lupa, bodohnya gue, sori sori, gue kan punya
janji” BHUAGH!!! Sebuah tinju besar menghantam
perut Ari, ulu hatinya lebih tepatnya. “gue janji kalo lo ngerebut dia lo gue
abisin, bener kan?” BHUGH!!! Sekali lagi tinju kearah perut Ari. “Gue orangnya
bisa dipercaya, omongan gue bisa dipegang, dan gue gapernah ingkar janji.
Benerkan?” BRUAGH!!! Lagi tinju dilayangkan ke Ari ke arah dadanya dan mematahkan
tulang rusuknya. “UOGH!” Ari hanya bisa terbatuk mengeluarkan darah, tanda
terjadi pendarahan di organ dalamnya. “Tenang, wajah lu yang disukai-nya ini
gak bakal rusak kok, dan lagi saat lo terbaring di rumah sakit nanti, akan
banyak yang ngejenguk lo, gak seperti gue.” Kata Bambang sambil menampar pelan
wajah ari. Bambang melepas cengkramannya dan membiarkan Ari meringis kesakitan.
“Ya ampun. Gue lupa, gue kan cuman nepatin janji sama temen gue. Temen gue kan
bukan pengkhianat. Yaudah, gue ambil balik lah janji gue, ayo lawan gue sini.”
SHAATT!! Tinju Bambang melayang lagi tapi Ari sempat menahannya dengan
tangannya sehingga sekarang tangan kanan Ari patah. “Hooo masih punya tenaga
brengsek satu ini, gak salah lo pernah ikut bela diri. Gue yakin tangan lo
patah sebelah, gimana kalau kaki pula?” SHAATT!! Tinju demi tinju bambang lemparkan hingga di saat Ari sudah mulai
kehabisan tenaga Bambang mengayunkan kakinya dengan rendah kearah kaki ari BRHUAGGH!!BUGH!!!
Bambang berhasil
menjatuhkannya, dan berdampak mematahkan kaki Ari
Setelah beberapa menit yang sangat terasa
lama untuk Ari, ia hampir tak sadarkan diri, yang bisa di ingat Ari hanyalah
perkataan bambang yang menduduki dadanya yang berkata “orang yang meninggalkann
temannya demi kesenangannya lebih buruk dari sampah, tapi orang yang
megkhianati temannya demi kepetingan sendiri lebih buruk dari itu” dan
selanjutnya sebuah tinju ke wajah ari yang membuat rahangnya, yang kebetulan
lebih maju
dari rahang atasnya,lepas dari sendinya. Ari seketika tak sadarkan diri.
Tanpa Bambang ketahui, ketika mereka masuk
wc ternyata didalam stall wc(kotak kotak yang berisikan kloset) ada seseorang
yang sedang melaksanakan “tugas rahasia negara”. Ketika ia selesai dengan urusannya, Dharna, murid lugu yang sering
jadi bahan bully, membuka pintu stall dan kaget dengan kondisi bambang yang
sedang mengeksekusi ari disana. Dharna ketakutan sekaligus bingung, apa yang
harus dia lakukan sekarang. Pada akhirnya Dharna mengambil foto ketika Bambang
mengeksekusi ari dan selanjutnya ia kembali mengunci stall-nya rapat hingga
saat Bambang keluar.
Sekeluarnya Bambang dari wc, Dharna tidak
langsung keluar untuk menolong Ari. Dharna ternyata kembali melaksanakan “tugas rahasia negara-nya”, nampaknya pedasnya
sambal pecel bibi maria di kantin telah membuat perut Dharna bertekuk
usus(karena gak mungkin perutnya bertekuk lutut).
sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar