BAB 4: penyerangan
Blaxk List: Laurentius Bambang |
Beberapa hari telah berlalu setelah Bambang masuk, kelas makin gak beres. Mungkin tadinya Anto yang berkuasa disini,
sejak dia kalah sama Bambang mungkin mereka menganggap ia sebagai yang terkuat tapi gak mengambil
tindakan apapun.
Kriiiiiiiing………
Kriiiiiing………… bel istirahat bunyi
“mungkin hari
ini lu bakal kedatangan tamu” kata yoga sambil ngeberesin bukunya dan ninggalin
kelas.
Entah siapa tamu yang dimaksud Yoga, walaupun nampaknya berita yng
disampaikan oleh Yoga termasuk berita penting, namun Bambang tidak
mengacuhkannya. 1 hal yang pasti diketahui oleh semua orang di sekolah. Anak
baru, Bambang, karena kegiatan di hari pertamanya di sekolah, telah berhasil ‘memiliki
sebuah kelas’. Yang tidak diketahui oleh bambang adalah reaksi para siswa Blaxk
List tentang berita macam itu hanya 2, pertama tertarik untuk menjajal subjek
demi ‘memiliki kelas’ maupun demi membuktikan berita, atau ke-2 tidak menyentuh
subjek berita karena merasa subjek lebih kuat dari mereka.
Benar saja, jam istirahat pertama, pukul 10.30, sesosok bocah, yang
ternyata sudah mengikuti Bambang dari sejak ia keluar kelas, disadari
kehadirannya oleh Bambang ketika ia sampai di aula sekolah. “Keluar sekarang!
Aula sekolah terlalu sepi untuk lu sembunyi” suara bambang memenuhi aula itu.
“Huhuhu, mohon maaf, gue cuman seorang penyampai pesan, lu sedang ditunggu di
parkiran. Kedatangan lu sangat diharapkan” jawab orang itu. “Jadi gue disamain
sama pesuruh? Kalo gk......” Bambang berhenti ngomong, lalu menyadari bahwa
sekarang lawan bicaranya sudah hilang. “Kampret!”
lanjutnya “Undangan macam apa itu? Bener-bener ngerepotin orang aja ini
sekolahan.” Akhirnya Bambang pun pergi ke parkiran.
Sebelum sampai ke parkiran Bambang didatangi oleh seorang bocah yang
berasal dari kelasnya, dengan sombongnya ia berkata “Bambang!!!! Sini lu!! Lu
pikir gue mau aja kelas gue dipimpin sama lu yang gak bertanggung jawab
itu?!?!” Ia berlari menuju Bambang dengan tangan mengepal siap diayunkan, namun
apa daya, sebelum sempat mengayunkan tangan, bocah itu sudah kena tendangan
Bambang di wajahnya. “Diam, kalo gasuka sama kelas, keluar aja lu.” Sesaat
Bambang melihat name tag di dada bocah itu, Blaxk list memang mewajibkan setiap
siswa memakaii name tag, namun ada pengecualian untuk OSIS dan beberapa orang
lain untuk tidak memakai name tag, dilihatnya dengan jelas “Adi. Lu atau
siapapun selalu diterima di kelas.” Perkataan Adi tadi membuat Bambang
tersadar, ia ‘memiliki’ kelas 10-C, dan karena itu pula ia memiliki undangan
utuk di hadiri, di parkiran sekolah.
Di parkiran sekolah bambang menemukan beberapa anak sepantarannya dan 2 orang
yang di ketahuinya, anto sendirian tanpa kawalan anak buahnya dan seorang pembawa
pesan tadi, total ada 5 orang disana. “Siapa yang punya hajatan? Gue bener
bener gasuka dengan undangan yang gue terima.” Seseorang memberi tanda agar
Anto menahan dirinya agar tidak melakukan hal bodoh, lalu seolah memiliki kuasa
lebih dari ke-4 orang lain yang berada di depan Bambang ia dengan angkuhnya
berkata “Gue yang punya acara disini, gue denger tentang reputasi lu, Bambang,
masih pake name tag aja rupanya.” Lalu ia melirik ke name tag anto yang
terlihat baru terpasang disana dan melanjutkan “gue punya tujuan, dan karena
seseorang memberikan jalan, dia akan gue ajak menuju tujuan gue lewat jalannya.
Tapi gue masih belom mau turun tangan, tangan gue masih bersih” orang itu
mengangkat tangannya seolah ingin berdoa, lanjutnya “Makanya, gue membuat acara
ini gue mau jalan gue dibesihkan dari pengganggu kek lu. Gue sebagai yang punya
hajatan undur diri dulu, selamat menikmati acara”
Bambang hanya diam bosan melihat tingkah laku orang yang sombong itu,
seketika kemudian ia maju untuk mendekati kelompok itu namun 3 orang termasuk
Anto sudah berdiri mendekatinya, sementara sang pemilik hajatan bersma pengantar
pesan pergi menjauh ke belakang
“Jangan kabur lu WOOOY!!!” Bambang berlari, menerjang Anto. Dengan tinjunya
diterbangkannya anto ke kirinya, dibelakang Anto masih ada 2 orang yang
bersedia mencegat laju Bambang, 2 orang tinggi besar itu seolah menutup jalan
bagaikan tembok yang solid. Tak dapat terus berlari, Bambang memasang kuda-kuda
bersiap melepaskan serangan, namun dengan liciknya sebuah serangan didaratkan
oleh Anto dari belakang ke arah tubuh Bambang menggunakan pipa besi yang di
dapatnya di parkiran itu. Merasa sakit di tubuhnya bukannya menbuat bambang
merasa lemas melainkan ia tambah panas. Tak perduli lagi siapa yang dihajarnya
bertubi tubi bambang melepaskan tinju dan tendangan serta beberapa
bantingan yang dapat mematahkan tubuh
lawan. BHUAAK!!!.. DUG!! PRAK!! TRKKK!!! BHUGG!!! Perlu waktu memang untuk
menjatuhkan 2 tembok dan seorang Anto yang bersembunyi dibaliknya, namun
usaha bambang tidaklah sia-sia, setelah ke-2 tembok jatuh mudah saja bagi
bambang untuk menghabisi anto (lagi).
Manusia tembok runtuh, Anto jatuh, Bambang berpeluh, sedikit darah menetes
dari mulutnya dan bengkak pada pelipisnya. Tidak ada lagi yang bambang pikirkan
selain memproklamasikan kepimilikan atas kelasnya, saat itu juga. Sekilas terlihat
tampang si pembawa pesan melewati Bambang dan seolah sengaja menjatuhkan
secarik kertas lalu menghilang. Bambang mengambil kertas itu dan membaca “batu
kecil adalah sandungan, batu besar adalah loncatan, namun setiap batu yang
berada di jalanku akan kulindas agar rata dengan tanah, bersatu dengan debu,
tak lagi berbentuk.” Bambang lalu melempar kertas itu setelah di remasnya
menjadi berbentuk bola, ke tempat sampah “3 poiner.......... “ masuk dengan
sempurna “puisi macam apa itu?” sambungnya.
......
Ok itu aja chapter kali ini, dan gambar diatas adalah pemeran utama kita, Bambang. Oh iya, Gambar ini memang bukan gw yang bikin-gw gabisa gambar- tapi pembuatannya memang hasil dari imajinasi gw yang di realisasikan temen gw. Udah gitu aja, sekian dari gw sekian, dan sperti biasa, terimakasih untuk semua pembaca, siapapun dan dimanapun kalian disana.
......
Ok itu aja chapter kali ini, dan gambar diatas adalah pemeran utama kita, Bambang. Oh iya, Gambar ini memang bukan gw yang bikin-gw gabisa gambar- tapi pembuatannya memang hasil dari imajinasi gw yang di realisasikan temen gw. Udah gitu aja, sekian dari gw sekian, dan sperti biasa, terimakasih untuk semua pembaca, siapapun dan dimanapun kalian disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar