/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Rabu, 07 September 2016

Blaxk List Capter 4

Halo pembaca. Kali ini gw mau nepatin canji nih, gw bakal rilis blaxk list chapter 4 sekarang. bersamaan dengan gambaran karakter utama kita, Laurentius Bambang. Karna gw diawal cerita nggak bikin penggambaran secara spesifik, maklum ini cerita gw tulis pertama kali sejak SMA kelas 1 dan gw blom terlalu ngerti penjelasan deskriptif. ok gausah kelamaan pembukaannya, langsung aja kita ke acara utama

BAB 4: penyerangan


Blaxk List: Laurentius Bambang



Beberapa hari telah berlalu setelah Bambang masuk, kelas makin gak beres. Mungkin tadinya Anto yang berkuasa disini, sejak dia kalah sama Bambang mungkin mereka menganggap ia sebagai yang terkuat tapi gak mengambil tindakan apapun.

Kriiiiiiiing……… Kriiiiiing………… bel istirahat bunyi

“mungkin hari ini lu bakal kedatangan tamu” kata yoga sambil ngeberesin bukunya dan ninggalin kelas.

Entah siapa tamu yang dimaksud Yoga, walaupun nampaknya berita yng disampaikan oleh Yoga termasuk berita penting, namun Bambang tidak mengacuhkannya. 1 hal yang pasti diketahui oleh semua orang di sekolah. Anak baru, Bambang, karena kegiatan di hari pertamanya di sekolah, telah berhasil ‘memiliki sebuah kelas’. Yang tidak diketahui oleh bambang adalah reaksi para siswa Blaxk List tentang berita macam itu hanya 2, pertama tertarik untuk menjajal subjek demi ‘memiliki kelas’ maupun demi membuktikan berita, atau ke-2 tidak menyentuh subjek berita karena merasa subjek lebih kuat dari mereka.

Benar saja, jam istirahat pertama, pukul 10.30, sesosok bocah, yang ternyata sudah mengikuti Bambang dari sejak ia keluar kelas, disadari kehadirannya oleh Bambang ketika ia sampai di aula sekolah. “Keluar sekarang! Aula sekolah terlalu sepi untuk lu sembunyi” suara bambang memenuhi aula itu. “Huhuhu, mohon maaf, gue cuman seorang penyampai pesan, lu sedang ditunggu di parkiran. Kedatangan lu sangat diharapkan” jawab orang itu. “Jadi gue disamain sama pesuruh? Kalo gk......” Bambang berhenti ngomong, lalu menyadari bahwa sekarang lawan  bicaranya sudah hilang. “Kampret!” lanjutnya “Undangan macam apa itu? Bener-bener ngerepotin orang aja ini sekolahan.” Akhirnya Bambang pun pergi ke parkiran.

Sebelum sampai ke parkiran Bambang didatangi oleh seorang bocah yang berasal dari kelasnya, dengan sombongnya ia berkata “Bambang!!!! Sini lu!! Lu pikir gue mau aja kelas gue dipimpin sama lu yang gak bertanggung jawab itu?!?!” Ia berlari menuju Bambang dengan tangan mengepal siap diayunkan, namun apa daya, sebelum sempat mengayunkan tangan, bocah itu sudah kena tendangan Bambang di wajahnya. “Diam, kalo gasuka sama kelas, keluar aja lu.” Sesaat Bambang melihat name tag di dada bocah itu, Blaxk list memang mewajibkan setiap siswa memakaii name tag, namun ada pengecualian untuk OSIS dan beberapa orang lain untuk tidak memakai name tag, dilihatnya dengan jelas “Adi. Lu atau siapapun selalu diterima di kelas.” Perkataan Adi tadi membuat Bambang tersadar, ia ‘memiliki’ kelas 10-C, dan karena itu pula ia memiliki undangan utuk di hadiri, di parkiran sekolah.

Di parkiran sekolah bambang menemukan beberapa anak sepantarannya dan 2 orang yang di ketahuinya, anto sendirian tanpa kawalan anak buahnya dan seorang pembawa pesan tadi, total ada 5 orang disana. “Siapa yang punya hajatan? Gue bener bener gasuka dengan undangan yang gue terima.” Seseorang memberi tanda agar Anto menahan dirinya agar tidak melakukan hal bodoh, lalu seolah memiliki kuasa lebih dari ke-4 orang lain yang berada di depan Bambang ia dengan angkuhnya berkata “Gue yang punya acara disini, gue denger tentang reputasi lu, Bambang, masih pake name tag aja rupanya.” Lalu ia melirik ke name tag anto yang terlihat baru terpasang disana dan melanjutkan “gue punya tujuan, dan karena seseorang memberikan jalan, dia akan gue ajak menuju tujuan gue lewat jalannya. Tapi gue masih belom mau turun tangan, tangan gue masih bersih” orang itu mengangkat tangannya seolah ingin berdoa, lanjutnya “Makanya, gue membuat acara ini gue mau jalan gue dibesihkan dari pengganggu kek lu. Gue sebagai yang punya hajatan undur diri dulu, selamat menikmati acara”

Bambang hanya diam bosan melihat tingkah laku orang yang sombong itu, seketika kemudian ia maju untuk mendekati kelompok itu namun 3 orang termasuk Anto sudah berdiri mendekatinya, sementara sang pemilik hajatan bersma pengantar pesan pergi menjauh ke belakang

“Jangan kabur lu WOOOY!!!” Bambang berlari, menerjang Anto. Dengan tinjunya diterbangkannya anto ke kirinya, dibelakang Anto masih ada 2 orang yang bersedia mencegat laju Bambang, 2 orang tinggi besar itu seolah menutup jalan bagaikan tembok yang solid. Tak dapat terus berlari, Bambang memasang kuda-kuda bersiap melepaskan serangan, namun dengan liciknya sebuah serangan didaratkan oleh Anto dari belakang ke arah tubuh Bambang menggunakan pipa besi yang di dapatnya di parkiran itu. Merasa sakit di tubuhnya bukannya menbuat bambang merasa lemas melainkan ia tambah panas. Tak perduli lagi siapa yang dihajarnya bertubi tubi bambang melepaskan tinju dan tendangan serta beberapa bantingan  yang dapat mematahkan tubuh lawan. BHUAAK!!!.. DUG!! PRAK!! TRKKK!!! BHUGG!!! Perlu waktu memang untuk menjatuhkan 2 tembok dan seorang Anto yang bersembunyi dibaliknya, namun usaha bambang tidaklah sia-sia, setelah ke-2 tembok jatuh mudah saja bagi bambang untuk menghabisi anto (lagi).


Manusia tembok runtuh, Anto jatuh, Bambang berpeluh, sedikit darah menetes dari mulutnya dan bengkak pada pelipisnya. Tidak ada lagi yang bambang pikirkan selain memproklamasikan kepimilikan atas kelasnya, saat itu juga. Sekilas terlihat tampang si pembawa pesan melewati Bambang dan seolah sengaja menjatuhkan secarik kertas lalu menghilang. Bambang mengambil kertas itu dan membaca “batu kecil adalah sandungan, batu besar adalah loncatan, namun setiap batu yang berada di jalanku akan kulindas agar rata dengan tanah, bersatu dengan debu, tak lagi berbentuk.” Bambang lalu melempar kertas itu setelah di remasnya menjadi berbentuk bola, ke tempat sampah “3 poiner.......... “ masuk dengan sempurna “puisi macam apa itu?” sambungnya.


......



Ok itu aja chapter kali ini, dan gambar diatas adalah pemeran utama kita, Bambang. Oh iya, Gambar ini memang bukan gw yang bikin-gw gabisa gambar- tapi pembuatannya memang hasil dari imajinasi gw yang di realisasikan temen gw. Udah gitu aja, sekian dari gw sekian, dan sperti biasa, terimakasih untuk semua pembaca, siapapun dan dimanapun kalian disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar